Sunday, April 11, 2010

kisah HIKMAH : Djoepri, OB yang Sukses Jadi Dosen dan Pengusaha

Nama Soehardjoepri pastinya sudah tidak asing lagi. Dosen matematika, enterpreneur, motivator sekaligus trainer ini agaknya sudah tersohor seantero ITS. Dibalik sosoknya yang santai dan rendah hati, siapa menyangka pria ini menyimpan banyak kisah inspiratif. Termasuk sekelumit kisah profesi office boy yang pernah ia lakoni.

Matematika, ITS Online - Tak ingin merasa nyaman di kondisi yang serba kecukupan, Joepri muda memilih untuk hidup mandiri. Uang kiriman dari orang tua sudah tak mau ia terima lagi. Padahal Ia berasal dari keluarga yang cukup terpandang. Seharusnya ia bisa fokus pada studinya di Jurusan Matematika ITS. Namun, ia memilih kerja serabutan untuk mendapatkan uang. Salah satunya adalah melamar menjadi OB disalah satu perusahaan di Surabaya. “Zona kenyamanan hanya membuat saya pasif dan tidak kreatif,” katanya memberi alasan mengapa menolak pemberian dari kedua orang tua yang sangat ia hormati.

Joepri lantas harus menerima konsekuensi atas pilihannya. Ia harus pontang panting membiayai hidup dan kuliahnya sendiri. Gaji OB yang cukup kecil jelas tak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya di Surabaya. Ia pun mencari tambahan kerja lainnya di malam hari. “ Kalau pagi kuliah, siang jadi office boy, malam saya jadi guru les private,” kenangnya.

Setelah lima bulan menjalani pekerjaan sebagai OB, Joepri akhirnya bermetamorfasa menjadi seorang operator komputer, programmer, analist, kepala bagian Administrasi, hingga manager dan konsultan beberapa perusahaan. Setelah sukses bekerja di Perusahaan orang, Joepri akhirnya dapat memiliki perusahaan sendiri.

Pria yang selalu tampil dengan kopyah putih ini memang memiliki target yang jelas dalam hidupnya. Dan salah satu moto hidup yang membawanya sukses sampai sekarang adalah: We become what we think about, kita akan menjadi seperti apa yang kita fikirkan.

Mengajar dan Berbisnis itu Ibadah
Saat ini, Soehardjupri benar-benar merasakan nikmatnya perjuangan hidupnya dulu. Selain menjadi dosen di ITS, ia juga menjadi pengusaha yang sukses. Beberapa bisnisnya sudah dikenal di tingkat nasional.

Salah satu usahanya ia wujudkan di bidang programmer. Sejak sepuluh tahun lalu, ia mulai menciptakan software bersama dengan tim dalam sebuah perusahaan. Dari sana terciptalah produk yang sampai saat ini sudah tersebar dan dipakai di hampir seluruh SPBU di Indonesia. Yaitu Ticket Printer/TP (pencetak bon pembelian), Tank Monitor/TM (monitoring tangki pendam SPBU) dan juga Accounting System sebuah sistem keuangan dan akuntansi otomatis yang dapat mengontrol TP dan TM secara otomatis.

Selain itu, masih banyak prestasi bisnis bapak empat orang anak ini. Unit bisnisnya bahkan sudah memiliki omset puluhan hingga ratusan juta rupiah. Dari konveksi, percetakan, souvenir, event organisier, jual beli motor bekas, juga beberapa jalinan kerja sama dengan mahasiswa. Seperti percetakan buku karangan mahasiswa, digital printing, souvenir kerajinan di dalam botol, penghemat BBM dan Listrik, kaos dan stiker, arang dari batok kelapa, dan masih banyak lagi.

Namun, Sibuk berbisinis tak membuat aktifitas sebagai pengajar di ITS dikesampingkan. Baginya mengajar itu pengabdian dan mencari uang itu bisnis dan semua itu beribadah kepada Allah.SWT. “Mengajar itu pengabdian dan mencari uang itu bisnis,” tegas Joepri yang kerap didaulat menjadi penceramah tentang motivasi, manajemen organisasi dan Agama Islam ini.

Selain itu, sosok yang menyukai wayang ini selalu ingin bermanfaat bagi sesama. Hidupnya pun ia samakan dengan lemparan bola bekel. “ Karena hidup itu bagaikan bola bekel, maka saat kita lempar akan kembali. Artinya begitu kita berbuat positif maka akan kembali positif, demikian pula sebaliknya,” begitu kata pria yang sudah dua puluh tiga tahun mengabdikan dirinya di kampus ITS tercinta.

Pria yang punya segudang kata-kata mutiara ini juga memberi pesan pada seluruh mahasiswa ITS untuk selalu menggunakan prinsip DUIT ITS untuk sukses. “Yang saya lakukan hanya DUIT-ITS (Do’a, Usaha, Iman/Istiqomah, Tawakkal - Ikhlas, Tekun/Taat, Sabar/Syukur),” tuturnya memberi petuah.

“Kalau sudah DUIT-ITS, tidak perlu memikirkan hasil. Jika hasilnya baik jangan sombong disyukuri saja, namun jika hasilnya buruk atau gagal yang sabar, terima apa adanya dan jangan menyerah,” pungkasnya (fz/yud)

sumber : http://www.its.ac.id/berita.php?nomer=6632

klo ada yg ketemu bapaknya, silahkan ke ITS
hehehe...

ana belajar banyak dr beliau, buanyak bahkan
kerjasama yang bagus dan ilmu yang banyak insyaAllah
sukses selalu buat kita semua...

No comments: