Sunday, October 9, 2011

Merindu CintaNya di Bumi Penghambaan

*posting simpanan note, semoga bermanfaat*

Puasa hari ini terasa berbeda. Setiap hari memang ada rasa yang berbeda, tapi entah hari ini terasa berbeda.Rumah sakit memang lebih sepi, mungkin karena pasien banyak yang pulang kampung kali ya… ^^

Tapi bukan itu yang menyebabkab berbeda, ada sebuah taujih istimewa tentang tamu special dari Gaza. Seorang syaikh muda asal Gaza yang berkunjung ke Jawa ini, silaturrahim bertemu saudara-saudara di Jawa ini.

Beliau dating dari Gaza di bulan Ramadhan ini, bercerita tentang banyak hal kebiasaan masyarakat Gaza.

Menghafal Al Qur’an adalah sebuah program wajib bagi setiap penduduk Gaza, mentarbiyah mereka, mendidik mereka sejak kecil. Anak-anak selalu pergi ke camp menghafal AL Qur’an setiap musim libur sekolah tiba. Mereka berbondong-bondong menuju tempat pendidikan hafidzul Qur’an. Subhanallah. Bagaimana dengan kita di Indonesia ini? Kegiatan apa yang kita agendakan jika liburan tiba? Sungguh, masih jauh ketahanan rukhiyah kita terhadap tekad diri menjadi hafiidzul Qur’an, kitab suci Allah SWT. Kalam SWT. Yang menjadi tuntunan hidup kita.

Tidak hanya itu, setiap tentara di Gaza, akan lulus menjadi pembela Gaza jika dia sudah menjadi seorang Hafidz. Apakah itu menyurutkan niat mereka menjaadi tentara?

Mungkin kalau di daerah kita, diri kita sendiri, persyaratan hafal Al Qur’an untuk sebuah amanah tertentu akan membuat kita langsung melangkah mundur, mengurungkan niat terhadap amanah tersebut dlam sekejab. Namun tidak bagi penduduk Gaza. Mereka malah berlomba. Jihad untuk Gaza, menjadi tentara, syahid di medan pertemperuan melawan zionis adalah impian tertinggi mereka.

Sebagai contoh, ada seorang ibu muda usia kurang lebih 33 tahun, memiliki 9 orang anak, beberapa kali melahirkan, bayi kembar dianugerahkan Allah kepadaNya. Sejak kecil, semua anak-anaknya sudah dididik menghafal Al Qur’an dan ditanamkan dalam hati mereka, bahwa bumi Gaza, nilainya sebanding dengan nyawa mereka. Sehingga ketika ada pergolakan di Gaza dengan kaum Zionis, kesembilan anak tersebut terjun ke medan peperangan dan semuanya syahid di sana.

Tidak tampak kesedihan di hati ibu para Mujahid itu. Sang ibu Muda setelah kehilangan anak-anaknya dalam pertempuran, pergi ke dokter, dia bertanya, “dalam kurun waktu berapa lama lagi saya boleh melahirkan anak?”

“Selama sepuluh tahun ke depan, ibu boleh melahirkan anak lagi.” Jawab dokter tersebut.

Kemudian Sang Ibu memutuskan, saya akan ikhtiar untuk melahirkan sepuluh anak lagi untuk kontribusi kami pada Islam, pada Gaza Bumi Allah ini. AllahuAkbar.

Begitu kuatnya keteguhan hati Ibu tersebut untuk jihadnya, untuk perjuangannya.

Sungguh malu lah kita, di negeri zamrud khatulistiwa ini, dalam ketenangan dan limpahan rahmat Allah Yang Maha Luas, kita masih sering mengeluh, terdiam melihat negeri kita porak-poranda oleh system yang menindas rakyat, menindas kebaikan dan kebenaran. Kita masih saja bersantai, tidur bangun kesiangan tidak merasa bersalah, ibadah juga pas-pasan, ala kadarnya. Astaghfirullahal’adziiim.

Semoga kita segera bangun dan membangun kesadaran kita untuk berjuang demi Negara kita, tanah kelahiran kita ini. Minimal melakukan yang terbaik buat keluarga kita saja, memberikan pendidikan dan kasih saying yang besar kepada keluarga kita, menjadikannya keluarga pejuang yang siap bertempur di kehidupan, keluarga, masyarakat, dan mempersiapkan anak-anak kita jika harus berjuang untuk Negara. Semoga bias Ya Allah.

Allah memberi ujian selalu berbeda pada setiap hamba

Allah tahu yang terbaik untuk setiapummatNya

Kewajiban seorang hamba hanyalah mengabdi

Melakukan apa yang diperintahkanNya

Tidak ada kata terlambat dalam setiap usaha

Di negeri yang bobrok pun, harapan itu masih ada

Rahmat Allah tidak pernah putus jika ada usaha

Bismillah…

Bisaaaaaaaaaaa……

Ada sebuah kisah lagi yang membawa hikmah dari syaikh Gaza tersebut. Di sebuah rumah di Gaza, ada sebuah keluarga punya dua oang anak laki-laki. Anak pertama telah mendapat ijin dari ibunya untuk berjihad membela Gaza, dan dia Syahid. Kemudian dia dimakamkan di salah satu sudut rumahnya tersebut. Beberapa waktu kemudian, sang adik juga pergi berjihad, pulang tinggal nama dan dia syahid di medan pertempuran. Ketika keluarganya akan memakamkannya di makam sebelah kakaknya, tanpa sengaja makam kakanya tersingkap, dan jasad kakaknya masih utuh, berbau wangi menyelimuti seluruh ruangan ruanganNya.

Subahnallah, semangat jihad warga Gaza sangat besar, mereka merindukan syahid, melihat teman, saudara mereka syahid dengan naungan Rahmat dari Allah yang seperti itu.

Dikisahkan oleh salah seorang relawan dari Indonesia, seorang dokter bedah yang pernah ke Gaza, beliau melakukan operasi bedah di sana, ada beberapa fakta yang beliau temukan dalam beberapa kasus operasi beliau. Pada sebuah operasi bedah oleh doter tersebut, saat beliau melakukan pembedahan, daging orang2 Gaza itu bersih sekali, darah juga tidak banyak yang mengalir sehingga tidak perlu transfuse. Bahkan dalam waktu lima menit saja operasi sudah bias selesai. Berbeda dengan operasi bedah yang beliau alami di Indonesia, khususnya di tempat prakteknya. Ketika ada operasi bedah, tampak daging orang Indonesia mengeluarkan darah banyak sekali, sehingga harus dilakukan transfuse darah. Satu hal lagi yang perlu kita tahu, di gaza, tidak ada orang yang perutnya buncit lhoooo…. Semuanya gagah, cantik dan langsing. Bahkan setelah melahirkan beberapa kali sekalipun.. J

Ini adalah hal yang harus kita contoh berkaitan dengan ketahanandan penjagaan fisik kita. Yang tak kalah pentingnya, terhadap saudaranya, orang Gaza adalah orang-orang yang Romantis. Dokter bedah tersebut mengisahkan, di setiap rumah sakit di sana, di depannya selalu ada orang yang berjualan bunga, dan itu laris sekali dibeli pengunjung untuk pasien yang di jenguknya…

Subhanallah….

Begitulah Allah menjaga hambaNya yang khusu’ ibadah

Sungguh besar karunia Allah…

Setiap usaha manusia, dibalas Allah dengan tanpa syarat…

Ya Allah… ijinkan kami menjadi golongan ummat terbaikMu

Ya Allah… ijinkanlah kami menjadi hamba yang merinduMu…

Ijinkanlah kami Ya Allah…

Allahummashalli’alaa Muhammad, wa’alaa Ali Muhammad…

* Aku bermimpi, menjadi orang yang berarti, untukMu*

Friday, August 26, 2011

Ramadhan Hendak Pergi...


Bismillah.. As w w
Aku lihat Ramadhan dari kejauhan… lalu kusapa “Hendak ke mana?”
Dengan lembut ia berkata : “Aku harus pergi, mungkin cukup lama… Tolong sampaikan pesanku untuk orang yang bernama “MUKMIN”. Syawal akan tiba sebentar lagi, ajaklah SABAR untuk menemani hari-hari dukanya… Peluklah ISTIQOMAH saat dia kelalahan dalam perjalanan TAQWA… Bersandarlah pada TAWADHU saat kesombongan menyerang… Mintalah nasihat QURAN dan SUNAH di setiap masalah yang dihadapi… Sampaikan pula salam dan terimakasih untuknya karena telah menyambutku dengan sukacita. Kelak akan kusambut Dia… di SYURGA dari pintu AR-RAYAN “Selamat meraih detik-detik terakhir Ramadhan… Selamat menggapai LailatulQadr… Semoga kita terpilih olehNya….. Amiin, Wass” ^^ :-( :)
Ramadhan masih tersenyum kepada kita
Tinggal tiga hari lagi…
Dia menemani hari-hari kita yang istimewa
Dia berkata, “aku ingin menemanimu terus… tapi aku harus pergi…”
Ya Allah,
Kami sedang berada di penghujung bulan muliaMu ini,
Terimakasih, karena Engkau telah mengijinkan kami bertemu bulan suciMu ini,
Ya Allah,
Maafkanlah kami, yang belum bisa memanfaatkan setiap waktu kami dengan baik
Saat Kau membentangkan pintu syurga, kami masih belum tersadar
Betapa pintu ini tak selamanya Kau beri
Seandainya Kau mengijinkan kami mengulang lagi Ya Allah,
Jangan Kau biarkan Ramadhan pergi,
Ya Rabb,
Betapa meruginya kami di bulan suci ini
Yang belum bisa memaksimalkan ibadah terbaik kami
Shalat kami yang hanya berjalan menunaikan kewajiban
Ibadah sunnah kami yang tak jauh beda dari hari-hari biasanya
Tilawah kami yang hanya sekedar mengejar target
Hafalan kami yang hanya sekedar menyetor target
Infaq kami yang masih berbalut pamrih
Atau bahkan banyak waktu yang terlalaikan sia-sia…
Astaghfirullahal’adzziim Ya Rabb….
Betapa hinanya kami ini Ya Rabbi….
Ya Allah Yang Maha Kuasa,
Maafkan lah kami,
Yang dengan kedok bekerja adalah ibadah, kami masih mengejar dunia
Kami masih menumpuk harta, memuaskan ego diri
Ampunilah kami Ya Rabbi,
Saat kami harus mentarbiyah diri di Ramadhan yang mulia ini,
Kami hanya melakukan kebiasaan rutin, adat manusia di setiap Ramadhan
Puasa pagi hingga sore, rutin buka dan sahur dengan sibuk memilih menu
Sibuk mencari tempat I’tikaf tapi tidak kami maksimalkan,
Tidak ada bedanya peningkatan diri dengan Ramadhan2 sebelumnya
Astaghfirullahal’adziim….
Ya Allah Yang Maha Pengampun,
Kami tidak bisa membayangkan, saat Kau tunjukkan Raport kami di Yaumul Hisab nanti,
Kami takut, akan banyak nilai merah di sana,
Kami takut, jika dosa-dosa kami menumpuk di raport kami,
Kami takut, jika ibadah kami masih bernilai riya’
Kami takut, dengan dosa-dosa yang terlewat
Kami takut, dengan setiap kelalaian kami
Ya Allah, ampuni lah kami…
Ijinkanlah kami memperbaki diri…
Ya Rabb,
Dengan segala ketundukan diri dan hati kami,
Ijinkanlah kami memperbaiki diri di sisa Ramadhan ini,
Ijinkanlah kami bertemu dengan Ramadhan yang akan datang
Untuk memperbaiki ibadah kami,
Untuk menjadi ummat yang Engkau Ridhoi meraih SYURGA-Mu nanti
Ya Allah,
Masukkan lah kami dalam golongan ummatMu yang sholeh,
Matikan lah kami dalam khusnul khotimah,
Jika Kau berikan adzab kepada ummat manusia,
Ijinkan aku termasuk orang yang Kau lindungi,
Ya Allah, ampunilah segala khilaf dan dosaku…
Mohon ijin masa dariMu, untuk perbaikan diri ini…
Seandainya seluruh bulan ini adalah Ramadhan Ya Allah…
Dan Kau beri aku kesempatan bersamanya…
Memperbaiki semuanya…
Ramadhan Mubarak,
Semoga aku termasuk orang yang terpilih olehNya…
Semoga bisa bertemu denganmu lagi…
Amiiin Ya Rabbal’alamiin…
Astaghfirullahal’adziim….
“Seperti embun di pagi hari
Bagai oase di gurun pasir
Laksana cahaya dalam gulita
Bak pohon rindang di padang gersang
Limpahan rahmat tanpa batas
Ampunan dosa tak terhingga
Pahala berlipat tiada tara
Bukti cinta dari Sang Maha Kuasa”

Friday, August 5, 2011

Ku ingin persembahkan MAHKOTA untuk Ayah Bunda…


Ramadhan segera bergulir, hari terus berjalan tanpa mau menunggu siapa pun yang bersantai apalagi yang lalai memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Ribuan, jutaan, bahkan milliaran umat Muslim di dunia ini bergelut dengan aktifitas kehidupan dunianya. Namun pernahkah kita berfikir, seberapa banyak yang memikirkan akhiratnya? Termasuk golongan yang manakah kita?

Waktu ibarat pedang, sedikit lalai saja, kita akan tertinggal dengan orang-orang yang tekun dalam segala urusannya, khusyuk dalam ibadahnya. Begitu juga bulan Sya’ban yang akan segera disusul dengan kedatangan Ramadhan yang penuh berkah, yang penuh maghfirah dan ampunan. Hanya di bulan Ramadhan ini lah pahala dilipatgandakan.

Sebagai seorang muslim, sepatutnya kita memiliki rencana, target dan harapan untuk menyambut bulan suci yang penuh berkah itu.

Tilawah dan menghafal Al Qur’an.

Apakah kita sudah punya kebiasaan target tilawah Al Qur’an dalam keseharian? Jikalau belum, segera mulai lah. Jangan menunda. Keistiqomahan tilawah Al Qur’an akan menjaga ruhani kita untuk selalu dekat denganNya. Semakin banyak aktifitas, kuantitas serta kualitas tilawah Al Qur’an harus terus ditambah. Inilah resep mujarab ala Rasulullah dalam memenejemen hati dan Ruhani yang paling mudah. Tidak percaya? Silahkan mencoba ¡

Tidak jauh dengan tilawah Al Qur’an, menghafal Al Qur’an pun memiliki keistimewaan yang tak terkira. Beberapa waktu yang lalu, di sebuah ruangan luas di jantung kota Surabaya, Jatim Expo, tidak sengaja ketika saya diajak seorang teman ke sana, terperangah lah saya ketika melihat ribuan orang, penghafal Al Qur’an berkumpul, saling mengingatkan dan memberi motivasi untuk mendalami Al Qur’an di dalam dan di luar kepala. Mengaplikasikannya dalam kesehariannya. Air mata menetes semakin deras saat melihat anak-anak kecil usia kelas 1,2,3 sekolah dasar sudah punya tabungan hafalan Al Qur’an. Selain hafal ayat, mereka juga hafal artinya.

Sungguh istimewanya para penghafal Al Qur’an. Allah Sangat mencintai dan menjunjung tinggi para penghafal Al Qur’an. Sangking cintanya, Allah menjanjikan kepada para penghafal Al Qur’an, kesempatan emas mempersembahkan sebuah mahkota yang sinarnya lebih terang dari matahari dan spesial teruntuk kedua orang tua mereka. Dengan menghafal Al Qur’an, mereka akan bisa membawa 10 anggota keluarganya masuk ke syurga.

Subhanallah….begitu cintanya Allah kepada ummatNya, sudahkah kita membalas cintaNya? Bahkan untuk cintaNya yang 100% diberikan hanya untuk kepentingan kita, untuk meraih syurgaNya, kebahagiaan akhirat kita, bukan untuk yang lain dan BUKAN untuk kepentingan Allah.

Moment Ramadhan, berlimpah ruah kesempatan mendulang pahala dan terbuka lebar. Jangan sampai kita melewatkan kesempatan ini tanpa perencaan yang matang.

Memperbanyak Ibadah Sunah.

Saat Allah memberikan bonus-bonus pahala yang berlipat di bulan Ramadhan, saat ini lah desempatan kita, menggencarkan amalan-amalan tambahan di samping Ibadah Fardhu yang sudah kita jalankan.

Shalat rawatib, bersedekah, silaturrahim, berzakat, qiyamul lail (shalat malam) adalah beberapa amalan sunah yang bisa kita gencarkan. Niscaya akan menjadi tabungan besar buat akhirat kita. Mari kita berkarya, berlomba, dalam kebaikan meraih ridhoNya. Barakallah.

Ramadhan yang mulia,

inginku mendulang cinta,

Cinta padaNya, sesuai tuntunanNya,

Ya Allah Ya Rabb,

Mohon ijin dan masa dariMu,

Memberikan mahkota cintaku,

Untuk ayah bunda tercinta,

Melalui kalam suci Yang Mulia.

Amanah


Amanah adalah sebuah pilihan
Yang terpatri dalam jiwa
Saat hati, jiwa raga melangkah
Semua akan dipertanggungjawabkan
Tidak hanya terhadap peraturan manusia buta
Allah pun menyapa dalam setiap nafas pesona
Gelora tanggungjawab terukur
Dalam keseriusan, dalam keistiqomahan

Jangan lah jiwa beranjak memeluk amanah
Saat tak kuat konsekuensi
Jangan diri memaksa ambil
Saat kesetiaan diri tak terjanji

Amanah bukan skali uji
Dia berjalan sepanjang masa diri
Dalam balutan tanggungjawab suci
Pengabaian teman sejati pengkhianatan
Kepahitan yang akan disemai kemudian

Menentukan pilihan
Menentukan tujuan
Sesuai kemampuan
Upgrade kehidupan
Tanggung jawab
Kunci sukses tanggungjawab amanah kehidupan
Barakallahufiikum

Friday, June 17, 2011

imamQ

saat proposal beliau di depan mata...
aku tak mengenal siapa dirinya...

saat kumulai baca baris demi baris identitasnya...
aku mulai menelusuri dirinya...

saat kubaca sejarah hidupnya yang ada...
aku mulai mengenal dirinya...

saat aku bertanya pada Sang Guru pembawa proposal dan beberapa sumber darinya...
aku lebih mengenalnya...

saat aku istikhoroh untuk melanjutkan proses dengannya...
aku mulai menata semuanya...

saat Allah menetapkan hatiku pada pilihan yang ajaib...
tanggal bertemu dirinya berjalan begitu mudahnya...

saat pertemuan keluarga...
semuanya sungguh menggetarkan jiwa...

saat tanggal ijab itu dibaca...
aku gemetar karena bahagia...

saat akad berkumandang di telinga....
aku tak pernah putus berdoa untuk meminta keluarga yang bahagia, barokah, sakinah mawaddah warahmah dariNya...

saat dilingkarkannya cincin di jariku...
kuberistighfar dan berhamdalah, kuberdoa semoga menjdai bidadari dunia dan akhiratnya...

saat hari2 bersamanya mulai berjalan...
aku telah berikrar padaNya untuk terus berjuang...

saat kehamilan anak pertama dikabarkan...
kumenangis bahagia tak terkira....

Ya Allah, semoga ana bisa menjadi istri dan ibu yang terbaik buat suami dan anak2 hamba nanti...
Ya Allah, mohon rahmat, ridho dan petunjukMu selalu, jalan terang untuk hidup kami, untuk syurgaMu...
amiin Ya Rabb...

mohon keselamatan buat kami....
buat keluarga kami...
ijinkan lah mujahid dalam perut ini tumbuh dalam kesempurnaan jasmani dan rohani...
ijinkan hamba menjadi ibu yg baik yg diteladaninya nanti...
ijinkan hamba dan suami mendidiknya menjadi pejuang agamaMu, Islam ini...
amiin Ya Rabbal'alamiin...