Sunday, April 11, 2010

♥ Ketika Harus Jauh Dari Belahan Hati ♥

Abdi adalah seorang lulusan sebuah universitas ternama di kotanya. sekarang, dia bekerja di sebuah perusahaan nasional bidang e-commerce. Hari-harinya dilalui dengan amanah di kantor dan kegiatan remas kampungnya. Kadang-kadang dia juga aktif di kegiatan partai, berpartisipasi untuk negara katanya. Hampir dua tahun berlalu pasca dia lulus, mendadak batinya bicara , "aku ingin menggenapkan setengah dien-ku Ya Allah... akankah Engkau mengijinkan sekarang?" tidak biasanya Abdi kebelet nikah ^_^. Tapi ya maklum lah namanya juga manusia. itu wajar. Kalau gak kebelet malah dikira gak normal nanti, hemmm... astaghfirullah...

Seketika itu, berperanglah Abdi mencari belahan hatinya, proposal muali dia rilist, dibuat dan diedit sebagus mungkin, lalu diserahkannya kepada sang guru ngaji tercinta. Ustadz, saya ingin meneyetorkan ini, entah Allah mengijinkan sekarang atau tidak, ana menerima.

LAmaaaaa sekali, hari demi hari berlalu, bulan demi bulan berlalu, proposal itu tak ada kabar. "Nyangkut dimana ya tuh proposal? " batin Abdi suatu ketika. Setiap sabtu malam, dimana pada umumnya para pemuda biasanya mengapeli pacarnya masing2, Abdi istiqomah menghadiri pekanan di masjid bersama teman2nya. Di akhir forum, Sang Ustadz berkata, "Abdi, selepas ini jangan pulang dulu ya, ada yang mau ana bicarakan." kontan Abdi menjawab ,"baik ustadz."

"Abdi, ada proposal yang masuk buat antum,silahkan dipelajari, jika cocok nanti kita tindak lanjuti." begitu sang ustadz langsung mengutarakan kepada Abdi. Wajah Abdi berbunga-bunga, serasa kehujanan emas permata, lebih dari itu memang. Abdi pulang dengan perasaan berbunga-bunga, padahal dia belum membuka proposal itu, dan ada siapa di dalamnya. Sampai-sampai dzikirnya Abdi di jalan ketika pulang berganti menjadi ,"kawin...kawin... minggu depan aku kawin..." (mbacanya dilagukan ya... ^_^)
padahal biasanya sholawatan, kok jadi begitu, "Astaghfirullah... segera Abdi beristighfar dari melayangnya pikiran Abdi malam itu." Dia masuk rumah, berwudhu, dan tidak segera tidur seperti biasanya. Namun dia membaca bismillah, dan membuka proposal dari ustadznya.

"Subhanallah, kayaknya aku pernah ketemu akhwat ini ya.. dimana ya...." lamaaa sekali Abdi memandangi foto di bagian paling depan proposal itu, dan mengingat-ngingat, dimana dia bertemu. "Ahaaaa ! aku ingat, kalau gak salah, ini kan yang dulu sama dina waktu si dina ambil buku ke aku ya... OOo.... namanya ukhti shila to..." Dina adalah sepupu Abdi yang dulu pernah pinjem buku padanya.

Singkat cerita, terjadilah proses ta'aruf, dan ketika kedua belah pihak sampai pada tahap diskusi pernikahan, tiba2 ada sebuah polemik yang membuat Abdi dan Shila bingung setengah mati. "JIka kalian menikah,kami ingin sementara waktu shila tetap di sini dulu, kalau bisa Nak Abdi juga, karena semua saudaranya Shila sudah punya rumah sendiri-sendiri, dan jauh dari bapak ibu. kakak Shila akan pulag kira2 empat tahun lagi, setelah itu, tidak apa2 kalau misal mau mebawa shila keluar dari kota ini." begitu ayah Shila berucap kepada Abdi. Jarak rumah dan Abdi memang jauh, kalau ditempuh dengan bis, bisa 6 atau 7 jam baru nyampek. Abdi dan Shila bingung, harus bagaimana, masalahnya, ABdi sudah kadung cocok dengen kerjaanya sekarang, kalaupun mencari yang baru di kotanya Shila, masih sulit.

Abdi meminta waktu untuk berfikir kepada orang tua Shila,dan Shila pun menyerahkan segala keputusan penuh ke Abdi. Stelah kira2 merasa yakin, Abdi memutuskan, akan tetap menikah dengan Shila. KArena semenjak melihat proposalnya, dan informasi yang dia cari dari Dina, kriteria akhwat impiannya, ada pada Shila. Meski nanti mungkin harus berkorban dulu di awal2 pernikahan, jauh dari istri karena kerjaan, Abdi yakin pasti Allah akan memberi jalan. "Rizki ada di mana pun, jika aku berusaha keras, Allah pasti akan memberi jalan, " begitu tekad Abdi. Ketika Abdi menyampaikan keputusannya kepada Shila dan keluarganya, orang tua Shila tersenyum, dan Shila, sebenarnya, dia tidak rela kalau harus jauh dari suami, apalagi dalam usia pernikahan yang masih muda, lagi romantis-romantisnya gitu lho... hihi.... Namun seperti abdi juga, Shila sudah jatuh hati pada Abdi, dia bertekad, kalau Abdi bisa, kenapa dia tidak. Shila berfikir, "ya mungkin ini lah zonaku, zona perjuanganku yang baru, berliku, penuh perjuangan bersama suamiku, imamku. "

Bismillah, akhirnya pernikahan pun terlaksana...
Sungguh bahagia dua anak manusia, memadu kasih dalam sebuah ikatan suci pernikahan yang diimpikan banyak orang. Membuat impian masa depan bersama-sama, menjadi parner hidup yang saling menopang dan setia. Sampai-sampai, alam sekitarnya, iri kepada kemesraan Abdi dan Shila dalam membina rumah tangga dan berjuang dalam jarak dan kesetiaan.

Dahulu sebelum kita dipertemukan
aku adalah aku dan kau adalah kau
masalah ku adalah masalahku
dan masalah mu adalah masalah mu
dan saat kita dipertemukan dan dipersatukan
meski raga berbeda namun jiwa kita telah menyatu
aku adalah kau dan kau adalah aku

Tiada kata tercipta untuk dapat gantikan peluhmu
yang menggenangi hidupmu atas hadirku didunia ini
kau sirami hidupku dengan curahan kasihmu
yang menyejukkan jiwa dalam dekap dan belai
dan petuahmu selalu membaluri rapuh jiwaku
tatkala langkah ku berbelok dari lurusnya jalan hidup
dan saat ini pun kau tetap mengiringi langkahku
menapaki lembaran baru jalan hidupku

Sepekan sekali Abdi beradu ke palabuhan hatinya, yaitu Shila, dan kadang 2 pekan sekali. Shila sedih ketika suaminya berangkat ke luar kota, dan dia selalu menunggu kedatangannya.

Namun untuk menyemangati Shila, Abdi selalu dan tak pernah Absen, menjaga komunikasi romantis untuk Shila.

i love you sayang,

ana tidak akan pernah membuat pasangan hidup ana kecewa
ana janji kepada sayang,
tidak akan membuat sayang kecewa
ana ingin sayang bangga sama ana

sabar lah sayang, dalam ikhtiar kita bersama
meniti jalan dan zona dariNya...
jagalah diri selalu saat aku tidak bersamamu
dan semoga Allah selalu menjagamu

sayang, jadikan jarak ini adalah jembatan
menuju kebahagiaan kita bersama
sayang, bersabarlah untuk impian kita
hingga Allah memberinya kepada kita

sayang, jangan lah engkau pernah ragu padaku
aku akan selalu berjuang untuk impian kita
sayang, jangan pernah menangis
karena senyummu adalah semangatku untuk berjuang

sayang, tabah lah saat aku tidak bersamamu
karena cinta dan sayangku selalu bersamamu
sayang, tetaplah istiqomah dengan cinta kita
Allah sedang melihat proses kita

sayang, mari kita raih cintaNya dengan kesabaran kita
untuk cinta kita
sayang, mari kita raih impian kita
dengan perjuangan kita

i love you sayang...

selama setahun proses itu berlalu, namun sungguh subhallah, setahun setelah pernikahan mereka berjalan, perusahaan Abdi membuka cabang kantornya, di kota yang menjadi tempat tinggal Shila, keduanya sangat bahagia, sungguh bahagia. "Segala puji bagiMu YA Allah, Engkau mendekatkan kami dalam jarak dan cinta... Ijinkan kan kami berjuang di jalanMu. AMiin" Bersama dalam cinta dan kasih sayang, Abdi dan shila memuji Penguasa ALam yang Maha Berkehendak.
Barakallah...

No comments: