Friday, January 24, 2014

APAKAH MENJADI IBU RUMAH TANGGA itu BERAT?

Setiap wanita yang sudah menikah otomatis akan langsung menjadi ibu rumah tangga. Istri, partner terbaik bagi suami, menemaninya menapaki tangga-tangga kehidupan untuk mencapai kebahagiaan. Seringkali wanita yang belum menikah namun sudah cukup usia, ingin segera menikah. Ketika impian tercapai, setelah menikah tidak sedikit yang menyesali keputusannya segera menikah dan merasa berat menjalankan perannya menjadi seorang ibu.

Hai Bunda, kenapa Anda menyesal?
Meski mengelak, perasaan itu pernah menghampiri Bunda bukan?
Masih ingin bermanja-manja dengan orang tua?
Masih ingin meraih prestasi lebih dan karir yang mapan?

dan masih banyak hal lain yang ingin Bunda lakukan?

Jangan pernah menoleh ke belakang dan menyesali hari kemarin saat kita sudah berada di hari ini. Inilah peran kita, ini lah amanah kita. Semua yang kita lakukan bukanlah coba-coba. Menjadi istri setelah Anda dipilih oleh pasangan terbaik, itulah anugerah. Menjadi ibu dari buah hati yang diberikan Allah itu adalah anugerah. Sudah sepantasnya kita mensyukuri semua anugerah dengan melakukan yang terbaik.

Ingatlah, pahala setiap amal ibadah orang yang sudah menikah itu berlipat-lipat dibandingkan orang yang belum menikah. Jadi, masih mau kah kita bilang, apakah menjadi ibu rumah tangga itu berat? Sebagaimana dikatakan sebuah hadits :

"Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan)” (HR. Ibnu Ady dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah)

Subhanallah. Salah seorang teman saya berkata, "Semua amanah jika yang dilihat adalah resiko dan hambatannya, maka akan terasa berat. Jadi, lihatlah apa hal positif yang bisa kita lakukan di sana. Niscaya kita juga akan menjadi positif dan rasa berat itu tidak ada."

Ada satu tips agar peran apapun tidak menjadi beban berat bagi kita, termasuk menjadi Ibu Rumah Tangga.

Jadikanlah amanah ibu rumah tangga ini sebagai HOBI. Bagaimana jika Anda memiliki hobi? Senang bukan saat menjalankannya? Apakah Anda akan mengeluh? pasti TIDAK. Bahkan Anda akan bisa melakukan yang terbaik untuk hobi Anda, ikhlas dan senang menjalankan bahkan hingga lupa waktu dan lupa segala kelemahan dan rasa ketidakmampuan yang Anda miliki. Itulah hobi.

Jika Anda hobi membuat kue, pasti Anda akan berburu kue-kue baru yang ingin Anda buat, meski sulit dan mengeluarkan banyak biaya, harus begadang membuatnya, Anda tidak akan mengeluh, tidak akan merasa capek. Itu lah hobi. Alhasil, Anda pun akan mendapatkan keahlian mengolah kue, membuat kue, bisa menghasilkan uang dari membuat kue, bisa berbagi ilmu dengan orang lain dan masih banyak yang lain. Anda pun tidak akan coba-coba, tapi akan mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik hingga mimpi membuat kue terlezat dan tercantik didapatkan.

Begitu pula saat amanah ibu rumah tangga menjadi hobi. Kita tidak akan coba-coba menjalankannya. Semuanya dilakukan dengan perencanaan yang matang, terus berbenah dan terus mengatur strategi agar amanah itu bisa berjalan dengan baik dan mendapatkan hasil yang terbaik. Keluarga yang bahagia didapatkan, selalu dalam kebaikan, anak-anak yang luar biasa dan masih banyak yang lain.

Jadi, jangan coba-coba , jadikan hobi. InsyaAllah semuanya akan berjalan dengan indah dan mendapatkan hasil terbaik. Aamiin
Apakah menjadi ibu rumah tangga itu berat? Jadikan hobi. Pasti akan mudah dan menyenangkan.

*Oleh-oleh materi Parenting yang saya dapatkan di Training Bisnis pada Kamis, 23 Januari 2013
Semoga bermanfaat, barakallah. Ayuuuk, terus berbenah.

2 comments:

Diah Dwi Arti said...

sepertinya krn jabatan IRT itu dipandang tidak keren. jk ada anak bercita2 mjd ibu 'saja' hampir pasti akn ditertawakn atau dicemooh. pun pr org tua kl punya anak gadis yg 'belum sempat' bekerja namun sdh 'trlanjur' menikah ada yg gelisah mendorong anakny utk cari kerja. pdhl di rumah sdh bnyk kerjaan. malu kl anakny ga kerja. sayang ijazahnya. dll. bg yg sempat bekerja mk akan mghadapi dilema. kl nikah nanti tdk bebas lg , kl tdk nikah jg bingung. akhirnya menikah tp beri syarat kpd suami utk ttp bs bekerja. akhirnya ada yg hidupnya jauh2an dg suami demi karir. yg IRT asli minder lihat yg bekerja. bingung deh jadinya.

Anonymous said...

Saat sedang merencanakan pernikahan dulu, ada keinginan untuk tetap bekerja setelah menikah. Namun setelah punya anak saya merasa lebih enjoy dengan kegiatan saya sekarang, mengurus anak, rumah dan keluarga, ngeblog dan mengurusi toko online he he. Kalau ingat dulu bisa jam 9 pulang dari kantor saat ada kelas malam, rasanya tidak tega kalau harus meninggalkan anak dan pergi pagi pulang sore/malam lagi.