Tuesday, January 22, 2013

Nasihat dan Pendidikan Yang Baik

          Pelajaran hari ini sudah selesai. Si Gadis kecil pulang ke rumahnya dengan wajah yang diliputi mendung kesedihan. Sang ibu yang penyayang memandang sekilas hal itu.

          Si Gadis berkata, "Ibu, bu guru mengancamakan mengeluarkan aku dari sekolah karena baju panjang yang kukenakan ini."

Ibu berkata, "Tetapi baju itulah yang dikehendaki Allah untuk kau kenakan."
       
Gadis itu menyergah, "Benar, Ibu. Tetapi, bu guru tidak menghendakinya !"

 Sang ibu bertutur, "Baiklah wahai anakku. Bu guru memang tidak menghendakinya. Kemudian, siapakah yang akan Kau taati? Apakah kamu akan menaati Allah yang telah menciptakanmu, membaguskan bentuk tubuhmu dan memberi nikmat kepadamu? Ataukah kamu akan menaati makhluk yang tak mampu menolak madharat dan mendatangkan manfaat untuk dirinya sendiri?"
       
Gadis kecil menjawab, "Aku akan menaati Allah." 

Ibu berkata, "Bagus sekali kamu, wahai anakku, kamu benar."

          Keesokan harinya, meledaklah amarah bu guru kepada si gadis itu, karena telah berani menentang kehendaknya, tidak takut intimidasi dan ancamannya. Ketika bu guru semakin mengancamnya, maka si gadis tak henti-hentinya menangis dengan keras. Melihat hal itu, bu guru kebingungan dan berhenti marah, lalu terdiam.
      
Si gadis berkata, "Demi Allah, aku tidak tahu siapa yang harus kutaati/ apakah Anda, ataukah Dia?" 

Bu guru bertanya,"Siapa Dia?" 

Gadis itu menjawab, "Allah. Apakah aku harus taat kepadamu dengan memakai baju seperti yang Anda kehendaki, tetapi aku menjadikan Dia murka? Ataukah aku menaati-Nya, dan berarti memangkang terhadap perintahmu? Aku akan menaati Dia, Allah SWT, dan silakan terjadi apa yang akan terjadi."
         Bu guru terdiam. Pada hari berikutnya, bu guru memanggil ibu si gadis itu untuk berbicara dengannya,

"Sesungguhnya anak perempuan Anda telah menasihati saya dengan nasihat terbesar yang pernah saya dengar dalam hidup saya."

          Alangkah indah kiranya semua ibu bersikap demikian, seperti ibu penyayang lagi pendidik yang hanya takut kepada Allah itu, baik secara tersembunyi maupun terang-terangan. Dia takut kepada Allah ketika berada di tengah manusia, namun tidak takut kepada manusia ketika menjalankan perintah Allah.

Referensi : "Engkau Istri Jempolan"

No comments: