Musim Ujian sekolah telah usai, berganti menjadi musim liburan, musim kenaikan kelas, hingga musim memilih sekolah favorit dan perguruan tinggi favorit. Semua orang pun bergerilnya. Tidak hanya siswa siswi yang bergerilya mencari sekolah impiannya, namun para orang tua juga gencar mengarahkan anaknya pada impiannya atau malah memaksakan impian kepada anaknya. Nah, termasuk yang manakah Ayah Bunda sekalian?
Tentu lah setiap orang tua mnginginkan
yang terbaik bagi anak-anaknya. Pengalaman hidupnya, kadang membuatnya ingin
mengatur segala arah masa depan putra-putrinya. Mulai urusan baju, teman
bermain, makanan, bahkan perihal cita-citanya sekali pun.
Tak sedikit orsang tua yang di masa
mudanya telah kandas impiannya, giliran punya anak, impiannya ingin diwujudkan
oleh anak-anaknya.
Memang sangat dipahami, kekhawatiran orang
tua terhadap masa depan anak lah yang menjadikannya Sangat protektif terhadap anak-anaknya. Namun Ayah Bunda, itu Sangat lah
berlebihan jika kita lakukan. Sebagai orang tua, Cukuplah kita mengawasi,
memberikan pengarahan di setiap langkah anak-anak kita, meluruskannya jika
jalan yang dipilihnya adalah salah.
Selama cita-cita dan impian masa depannya
positif, apa pun itu, biar lah. Jangan lah kita memaksakan impian masa muda
kita yang belum tercapai, atau keinginan sepihak orang tua semata tanpa
komunikasi baik dengan anak, dipaksakan begitu saja. Jangan lah Ayah, jangan
lah Bunda…
Jika cita-cita dan impian anak adalah
hasil paksaan orang tua, niscaya hasilnya tidak akan maksimal. Karena dalam
setiap langkahnya akan penuh beban dan rasa takut terhadap amarah orang tua
jika dia mengalami kegagalan. Padahal, impian hanya bisa dicapai dengan
keyakinan diri si empunya.
Saya pernah menjadi seorang tentor mata
pelajaran Matemátika untuk adik-adik SMP dan SMA semasa kuliah dulu. Berbagai
macam kasus dialami adik-adik ketika akan menentukan kemana mereka akan
melanjutkan sekolah atau melanjutkan kuliah. Waktu itu, ada seorang adik
bimbingan saya kelas 3 SMA, setiap hari dia belajar, ikut privat ini itu,
mengikuti alur orang tuanya, mengikuti arahan dan impian orang tuanya untuk
masuk ke jurusan Kedokteran ketika kuliah. Kebetulan dia suka ‘curhat’ dengan
saya, salah satunya, sebenarnya dia ingin kuliah di bidang Design Grafis. Namun
karena ancaman tidak akan dibiayai oleh orang tua jika memaksakan impiannya,
maka dia TERPAKSA mengikuti aturan main orang tuanya. Alhasil, dia tetep belajar,
Namur sulit sekali diarahkan.
Bunda
yang penyayang,
Ijinkanlah
ananda berkarya dengan impiannya.
Setiap orang, bahkan anak kecil sekalipun,
pasti punya impian dan cita-cita tersendiri di dalam hatinya. Apakah kita
yakin, sebagai orang tua, kehendak kita selalu benar? Belum tentu bunda. Kita
tidak akan bisa menentukan masa depan yang terbaik buat anak-anak kita.
Pengawasan yang terbaik, pengarahan yang terbaik, meraih keikhlasan anak dan
kenyamanannya dalam berkarya adalah kunci utama meraih masa depan yang cerah
anak-anak kita. InsyaAllah.
Hal terpenting yang tidak boleh kita
lupakan adalah selama kita sudah membekali putra-putri kita dengan dasar ilmu
agama yang kuat sejak kecil entah di dalam atau di luar rumah, insyaAllah
anak-anak kita akan selalu ada di jalan yang telah ditunjukkan oleh Allah, yang
diridhoi oleh Allah.
Doa Ayah Bunda jua lah yang menentukan
keberhasilan anak-anak kita. Memberi contoh yang baik, selalu bersemangat dalam
bekerja dan beramanah, niscaya para mujahid-mujahid kecil, anak-anak di rumah
akan meniru kita. Karena orang tua adalah teladan utama, pendidikan pertama,
madrasar nomor satu buat anak-anak kita.
Barokallahufiikum, semoga kita bisa
menjadi orang tua yang bisa menjadi suri teladan yang baik buat anak-anak kita.
Amiin Ya Rabbal’alamiin.
No comments:
Post a Comment