orang mengenalnya sebagai sosok akhwat yang biasa saja...
prestasi
kuliah, standart rata-rata lah, prestasi dakwah, sama kayak anak2 jaman
kaderisasi semasanya. wajah, cantik, manis, imut, keibuan, begitu kata
orang-orang.. namanya juga akhwat gitu loh, gak mungkin tampan kan?
hehehehehe....
Subhanallah, AllahuAkbar...
hidup
manusia, alur arah hidupnya, memang tidak ada yang tahu, kecuali hal-hal
tetap yang sudah Allah gariskan bagi setiap umatNya. Lahir, mati,
rizki, takdir baik dan buruknya manusia.
Azizah, begitu dia
dipanggil. Sosoknya yang erbadan proporsional, membuatnya gesit dalam
beraktifitas, kuliah dan dakwah di kampus tercintanya. Apa pun akan dia
lakukan asal itu baik. menebar manfaat adalah motto hidupnya. Tak pernah
semangatnya goyah untuk selalu berlari mengejar impian dan menebar
manfaat dalam setiap aktifitasnya.
aktif di himpunan,
kajian, hingga forum mahasiswa nasional yang kadang memaksanya beberapa
bulan sekali ke luar kota keliling indonesia mewakili kampusnya bersama
teman-teman seperjuangannya, mengkonsep konsep kampus madani, kampus
dakwah impian.
Hingga suatu ketika Allah mengujinya dengan
kelulusannya yang tertunda, dia pun tidak jatuh dan menyerah. perjuangan
terus dia lakukan. tak kenal patah semangat.
Ada salah
seorang teman Azizah, sebut saja deviana, senior Azizah yang kebetulan
dekat dengan Azizah sang pejuang ini. Deviana beberapa kali moment ada
dalam kebersamaan ukhuwah dengan Azizah ini. Sebagai seorang kakak, dia
sangat mengenal adhek juniornya ini. Dia juga melihat Azizah sebagai
sosok yang sabar, dan pekerja keras.
dalam hal menuntut ilmu,
Deviana melihat, Azizah tidak pernah perhitungan, tidak pernah kompromi
dengan katan nanti dan besok. Azizah selalu berkata 'iya' dan bergegas
tegas dalam menuntut ilmu dan perjuangan.
Satu hal yang
membuat Deviana terpana dan terpesona, Azizah, selalu berbalut dalam
kesederhanaan dalam hidup. Sepeda 'pancal' roda dua selalu menemani
aktifitasnya. Seberapa pun jarak yang ditempuh, tak menyurutkan langkah
Azizah ketika ada tuntutan amanah dan ilmu yang diperjuangkannya.
10km
baginya adalah jarak yang pendek. tapi bagi deviana, jarak itu sudah
sangat jauh, menuju tempat mereka menyetorkan hafalan setiap sepekan dua
kali kepada ustadzah mereka. karena jam masuk mereka di siang bolong,
di tengah kota panas yang saaangat penuh dengan asap debu bertebaran.
apalagi jika musim puasa tiba, subhanallah...
"Azizah, makan apa kau hingga sekuat itu," gumam Deviana setiap kali melihat senyum Azizah dan sepeda kesayangannya.
Ketekunan,
kesabaran, dan keteguhan Azizah membuah hasil yang manis. Semakin hari,
hafalannya bertambah banyak, kelulusan kuliahnya tinggal selangkah
lagi, dan beberapa bulan lagi, akad nikah akan segera menjemputnya, dari
seorang ikhwan militan baru lulus X internasional university, hingga
tawaran sebuah wajihah untuk posisi strategis selepas dia kuliah nanti.
Subhanallah...
****************************
sedikit
kisah hidup nyata yang inspiratif, meski penyajian minimalis, semoga
mendobrak semangat agung kita untuk terus muncul menjadi orang yang
bermanfaat dan berarti...
No comments:
Post a Comment